sejarah wayang beber

|
wayang beber

Wayang Beber adalah seni wayang yang muncul dan berkembang di Jawa pada masa pra Islam dan masih berkembang di daerah daerah tertentu di Pulau Jawa. Dinamakan wayang beber karena berupa lembaran lembaran (beberan) yang dibentuk menjadi tokoh tokoh dalam cerita wayang baik Mahabharata maupunRamayana.

pandawa lima

|

PANDAWA LIMA

21DES
Wayang Kulit Jawa : Raden Yudhistira / Puntadewa
Prabu Yudhistira merupakan putra tertua Prabu Pandudewanata ( Raja kerajaan Astina negara terbesar dalam dunia wayang ) dengan permasuri Dewi Kunti Talibrata. Perlu diketahui bahwa Prabu Pandudewanata gugur saat para Pendawa masih anak anak. Untuk sementara hak perwalian dipegang sang kakak ( paman Pendawa ) bernama Adipati Destarastra yang kurang layak memimpin karena lemah dan buta. Adipati Destarastra beristrikan Dewi Gendari yang sebetulnya lebih menyukai ayah Pendawa ( Pandudewanata ) tapi dipaksa menikah dengan kakaknya. Setelah para Pendawa besar sayangnya oleh sang paman tahta tak dikembalikan dan justru diserahkan pada keturunannya sendiri yaitu para Bala Kurawa dengan anak tertua bernama Prabu Duryudana. Bala Kurawa terkenal jahat, licik, pendendam, sombong, suka foya foya, penuh kepura puraan, mau enaknya sendiri, mengutamakan jalan pintas dan kekerasan dalam menyelesaikan masalah, serta sama sekali tak peduli nasib penderitaan rakyatnya. Mereka makin menjadi jadi kengawurannya saat patih Astina dipegang Harya Sangkuni ( Sengkuni ) adik dari sang ibu Dewi Gendari. Semoga para pemimpin Indonesia sampai kapanpun jangan seperti Bala Kurawa dan Sengkuni ini.Prabu Yudhistira merupakan pemimpin keluarga Pandawa dan berkuasa di negara Amarta dan kelak Astina. Ia memiliki nama lain Prabu Puntadewa, Prabu Dwijakangka, Prabu Gunatalikrama, dan Prabu Ajathasatru. Pusaka utama Prabu Yudhistira adalah Jimat Jamus Kalimasada ( Kalimahusada )

ciri ciri wayang

|
Di handap ieu mangrupakeun 3 ciri utama tina carita wayang :

1. Di daerah Sunda, carita wayang sumebarna ngaliwatan pagelaran wayang golek, jeung sacara tinulis anu mangrupa carita pondok (carpon), novel, dangding atawa wawacan. Carita wayang ditulisna ku pangarang anu jelas anu mangrupakeun tulisan fragmen atawa bagian-bagian dumasar kana carita Ramayana jeung Mahabarata anu asalna di India.

2. Carita wayang, caritana bisa mangrupa carita pondok atawa bisa oge mangrupa carita panjang saperti novel atawa wawacan anu bisa dibaca dina sapeupeuting malahan bisa nepi ka mangpoe-poe.

3. Carita wayang, caritana ditulis dumasar kana carita anu geus tetep, nyaeta dumasar kana carita Ramayana jeung Mahabarata ti India anu mangrupakeun kitab suci umat Hindu. Di Indonesia, carita wayang geus kapangaruhan ku ajaran agama Islam jeung pangaruh carita lokal lianna.

sumber:https://brainly.co.id/

Mengenal Lebih dekat Wayang Orang di Indonesia.

|





Wayang orang disebut juga dengan istilah wayang wong (bahasa Jawa) adalah wayang yang dimainkan dengan menggunakan orang sebagai tokoh dalam cerita wayang tersebut. Sesuai dengan nama sebutannya, wayang tersebut tidak lagi dipergelarkan dengan memainkan boneka-boneka wayang (wayang kulit yang biasanya terbuat dari bahan kulit kerbau ataupun yang lain), akan tetapi menampilkan manusia-manusia sebagai pengganti boneka-boneka wayang tersebut.

Mereka memakai pakaian sama seperti hiasan-hiasan yang dipakai pada wayang kulit. Supaya bentuk muka atau bangun muka mereka menyerupai wayang kulit (kalau dilihat dari samping), sering kali pemain wayang orang ini diubah/ dihias mukanya dengan tambahan gambar atau lukisan.


Wayang Orang

Untuk Pertama kalinya Wayang Orang dipentaskan secara terbatas pada tahun 1760. walaupun masih tetap terbatas dinikmati oleh kerabat keraton dan para pegawainya. Namun lambat laun Kesenian Wayang orang mulai disukai oleh masyarakat umum.

Pada masa pemerintahan Mangkunegara VII (1916 -1944) kesenian Wayang Orang mulai diperkenalkan pada masyarakat di luar tembok keraton. Usaha memasyarakatkan kesenian ini makin pesat ketika Sunan Paku Buwana X (1893-1939) memprakarsai pertunjukan Wayang Orang bagi masyarakat umum di Balekambang, Taman Sri Wedari, dan di Pasar Malam yang diselenggarakan di alun-alun. Para pemainnya pun, bukan lagi hanya para abdi dalem, melainkan juga orang-orang di luar keraton yang berbakat menari.


Penyelenggaraan pertunjukan Wayang Orang secara komersial baru dimulai pada tahun 1922. Mulanya, dengan tujuan mengumpulkan dana bagi kongres kebudayaan. Setelah itu Wayang Orang juga menyebar ke Yogyakarta. Pada zaman pemerintahan Sultan Hamengku Buwana VII (1877 -1921) keraton Yogyakarta dua kali mempergelarkan pementasan Wayang Orang untuk tontonan kerabat keraton.

Pakaian para penari Wayang Orang pada awalnya masih amat sederhana, tidakjauh berbeda dengan pakaian adat keraton sehari-hari, hanya ditambah dengan selendang tari. Baru pada zaman Mangku¬negara VI (1881-1896), penari Wayang Orang mengenakan irah-irahan terbuat dari kulit ditatah apik, kemudian disungging dengan perada.

5 Jenis Wayang Indonesia

|
Di Indonesia, ada beragam jenis wayang. Wayang hadir dalam berbagai bentuk, ukuran, dan medium, termasuk dalam bentuk gulungan gambar, kulit, kayu, dan topeng. Namun, ada 5 jenis wayang yang paling populer yang akan saya sebutkan di bawah ini. Mereka adalah:
1. Wayang beber
Wayang beber merupakan salah satu jenis wayang tertua di Indonesia. Dalam pertunjukan narasi ini, lembaran gambar panjang dijelaskan oleh seorang dalang. Wayang beber tertua dapat ditemukan di Pacitan, Donorojo, Jawa Timur. Selain dari kisah-kisah Mahabharata dan Ramayana, wayang beber juga menggunakan kisah-kisah dari cerita rakyat, seperti kisah asmara Panji Asmoro Bangun dan Dewi Sekartaji.
2. Wayang kulit
Di Jawa Tengah dan Timur, jenis wayang yang paling populer adalah wayang kulit atau  wayang kulit purwa. Wayang ini berbentuk pipih dan terbuat dari kulit kerbau atau kambing. Lengan dan kakinya bisa digerakkan. Di Bali dan Jawa, pertunjukan wayang kulit sering kali menggabungkan cerita-cerita Hindu dengan Budha dan Islam. Selain kisah-kisah religius, cerita-cerita rakyat serta mitos sering digunakan.
5 Jenis Wayang Indonesia Belindomag wayang kulit
Wayang kulit
3. Wayang Klitik (atau Karucil)
Bentuk wayang ini mirip dengan wayang kulit, namun terbuat dari kayu, bukan kulit. Mereka juga menggunakan bayangan dalam pertunjukannya. Kata “klitik” berasal dari suara kayu yang bersentuhan di saat wayang digerakkan atau saat adegan perkelahian, misalnya. Kisah-kisah yang digunakan dalam drama wayang ini berasal dari kerajaan-kerajaan Jawa Timur, seperti Kerajaan Jenggala , Kediri, dan Majapahit. Cerita yang paling populer adalah tentang Damarwulan. Cerita ini dipenuhi dengan kisah perseturan asmara dan sangat digemari oleh publik.
5 Jenis Wayang Indonesia Belindomag wayang klitik
Wayang klitik
4. Wayang golek
Pertunjukan ini dilakukan menggunakan wayang tiga dimensi yang terbuat dari kayu. Jenis wayang ini paling populer di Jawa Barat. Ada 2 macam wayang golek, yaitu wayang golek papak cepak dan wayang golek purwa. 
Wayang golek yang banyak dikenal orang adalah wayang golek purwa. Kisah-kisah yang digunakan sering mengacu pada tradisi Jawa dan Islam, seperti kisah Pangeran Panji, Darmawulan, dan Amir Hamzah, pamannya Nabi Muhammad a.s.
5 Jenis Wayang Indonesia Belindomag wayang golek
Wayang golek

SUMBER CERITA WAYANG

|
Pada jaman prasejarah telah kita ketahui bersama bahwa wayang itu adalah kebudayaan nasional Indonesia asli yang kemudian kena pengaruh kebudayaan Hindu. Adapun cerita Jawa asli yang sampai sekarang masih ada, misalnya cerita Prabu Watugunung yang akhirnya menjadi pawukon dan Prabu Mikukuhan yang menceritakan asal mula adanya padi dan Semar, Gareng, Petruk serta Bagong adalah wayang Indonesia kuno.
Sumber cerita yang akhirnya berkembang dari tanah Hindu tersebut adalah Ramayana dan Mahabharata. Ada beberapa pendapat cerita Ramayana dikarang oleh pujangga besar dari India bernama Walmiki, sedang Mahabharata oleh Wiyasa. Cerita Ramayana dan Mahabharata dalam dunia sastra sangat terkenal tidak hanya di tanah Jawa saja melainkan sampai di tanah Asia. Demikian besar pengaruh Ramayana dan Mahabharata merupakan pedoman hidup (pepakem) yang berhubungan dengan masalah: agama, filsafat, politik, masyarakat, kepribadian, keluarga, keperwiraan, keutamaan, dsb.
Pada intisari cerita Ramayana timbulnya peperangan antara Rahwana dan Rama adalah memperebutkan Dewi Shinta, sedangkan intisari dari Mahabharata terjadinya perang Bharatayuda antara Pandawa dan Kurawa yang diperebutkan adalah bumi Hastina. Dengan demikian jelas bahwa tema kedua epos tersebut wanita dan bumi. Tema tersebut juga terdapat pada kehidupan kita yang sifatnya universal. Dalam kehidupan kita ada istilah “Sedumuk bathuk senyari bumi dipun labeti pecahing dhadha wutahing ludira”. Cerita Ramayana dan Mahabharata yang mengandung nilai-nilai luhur tersebut oleh para leluhur kita dianggit disesuaikan dengan kebutuhan bangsa kita seusai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Ada yang menyalin Ramayana dan Mahabharata kedalam bahasa Jawa Kuno.

ASAL USUL WAYANG KULIT, BUDAYA INDONESIA YANG DIAKUI DUNIA

|
Wayang adalah sebuah seni pertunjukkan Indonesia yang berkembang pesat dan telah diakui dunia karena keunikan yang dimilikinya. Sama seperti Batik, UNESCO pada 7 November 2003 juga telah menobatkan wayang sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity atau warisan mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur asli Indonesia.

Asal Usul Wayang

Wayang kulit (Wikipedia)