Pada jaman prasejarah telah kita ketahui bersama bahwa wayang itu adalah kebudayaan nasional Indonesia asli yang kemudian kena pengaruh kebudayaan Hindu. Adapun cerita Jawa asli yang sampai sekarang masih ada, misalnya cerita Prabu Watugunung yang akhirnya menjadi pawukon dan Prabu Mikukuhan yang menceritakan asal mula adanya padi dan Semar, Gareng, Petruk serta Bagong adalah wayang Indonesia kuno.
Sumber cerita yang akhirnya berkembang dari tanah Hindu tersebut adalah Ramayana dan Mahabharata. Ada beberapa pendapat cerita Ramayana dikarang oleh pujangga besar dari India bernama Walmiki, sedang Mahabharata oleh Wiyasa. Cerita Ramayana dan Mahabharata dalam dunia sastra sangat terkenal tidak hanya di tanah Jawa saja melainkan sampai di tanah Asia. Demikian besar pengaruh Ramayana dan Mahabharata merupakan pedoman hidup (pepakem) yang berhubungan dengan masalah: agama, filsafat, politik, masyarakat, kepribadian, keluarga, keperwiraan, keutamaan, dsb.
Pada intisari cerita Ramayana timbulnya peperangan antara Rahwana dan Rama adalah memperebutkan Dewi Shinta, sedangkan intisari dari Mahabharata terjadinya perang Bharatayuda antara Pandawa dan Kurawa yang diperebutkan adalah bumi Hastina. Dengan demikian jelas bahwa tema kedua epos tersebut wanita dan bumi. Tema tersebut juga terdapat pada kehidupan kita yang sifatnya universal. Dalam kehidupan kita ada istilah “Sedumuk bathuk senyari bumi dipun labeti pecahing dhadha wutahing ludira”. Cerita Ramayana dan Mahabharata yang mengandung nilai-nilai luhur tersebut oleh para leluhur kita dianggit disesuaikan dengan kebutuhan bangsa kita seusai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Ada yang menyalin Ramayana dan Mahabharata kedalam bahasa Jawa Kuno.
Ada sementara yang menyebut karangan baru tetapi tetap menggunakan kedua wiracarita tersebut sebagai sumber (babon), dan membuat cerita yang dapat dipergelarkan dalam seni pedalangan wayang purwa. Akhirnya kedua babon kitab tersebut berkembang menjadi pakem lakon wayang purwa. Adapun kitab-kitab yang membuat sumber cerita pedalangan adalah sebagai berikut:
1. Kitab Ramayana (Jaman Dyah Balitung 900 M)
2. Utarakandha (menceritakan lahirnya Kusa dan Lawa putera Dewi Sinta dan matinya Dewi Sinta terperosok ke Bumi)
3. Adiparwa (Jaman Darmawangsa, terdapat cerita Dewi Lara Amis, Bale Segala-gala, Peksi Dewata dan matinya Arimba)
4. Sabhaparwa (cerita Pandawa Dadu)
5. Wirataparwa (Para Pandawa mengabdi di Wirata)
6. Udyogaparwa (Kresna gugah)
7. Bismaparwa (Bisma Gugur)
8. Asramawasanaparwa (cerita Drestarasta mati)
9. maosalaparwa (cerita matinya darah Wresni dan Yadu)
10. Prastanikaparwa (cerita Pandawa Puterpuja)
11. Arjunawiwaha (Karya Mpu kanwa jaman raja Erlangga gubahan dari kitab wanaparwa yang akhirnya menjadi cerita Mintaraga atau Begawan Ciptoning)
12. Kresnayana (Jaman Kediri 1104 M di dalam seni pedalangan menjadi cerita Kresnakembang)
13. Bomakawya (Matinya Prabu Boma oleh Kresna)
14. Baratayuda (Karya Mpu Sedah dan Panuluh pada jaman kediri, Prabu Jayabaya)
15. Gathutkacasraya (Perkawinan Abimanyu dan Siti Sendari)
16. Arjunawijaya (gubahan dari Utarakandha) cerita perangnya Prabu Dasamuka dengan Danaraja
17. Korawasrama (cerita Wirataparwa)
18. Dewaruci (Karya pujangga jawa Empu Ciwamurti)
19. Sudamala )tergolong cerita ruwatan)
20. Manikmaya (Yasan jaman Kartasura, setelah orang jawa menganut agam Islam)
21. Kanda (serat kandha) yasan jaman Kartasura, disini mulai membaur cerita Hindu, Jawi dan Islam.
22. Bhartayuda yasadipuran jaman Surakarta
23. Arjunasasra (Lokapala) Yasadipuran II petikan dari kitab Ajuna Wijaya
24. Arjunasasrabahu (karagan Kyai Sindusastra jaman PB VII, dalam kitab tersebut terdapat ceritera Sugriwa Subali dengan mengambil babon serat Kandha)
25. Kitab Paramayoga (karya R. Ng. Rangawarsito isinya menceritakan Nabi Adam dan keturunannya sampai jaman Tanah Jawa dihuni oleh manusia)
26. Pustakarajapurwa (karangan Ki Ng. Rangawarsito memuat cerita wayang).
1. Kitab Ramayana (Jaman Dyah Balitung 900 M)
2. Utarakandha (menceritakan lahirnya Kusa dan Lawa putera Dewi Sinta dan matinya Dewi Sinta terperosok ke Bumi)
3. Adiparwa (Jaman Darmawangsa, terdapat cerita Dewi Lara Amis, Bale Segala-gala, Peksi Dewata dan matinya Arimba)
4. Sabhaparwa (cerita Pandawa Dadu)
5. Wirataparwa (Para Pandawa mengabdi di Wirata)
6. Udyogaparwa (Kresna gugah)
7. Bismaparwa (Bisma Gugur)
8. Asramawasanaparwa (cerita Drestarasta mati)
9. maosalaparwa (cerita matinya darah Wresni dan Yadu)
10. Prastanikaparwa (cerita Pandawa Puterpuja)
11. Arjunawiwaha (Karya Mpu kanwa jaman raja Erlangga gubahan dari kitab wanaparwa yang akhirnya menjadi cerita Mintaraga atau Begawan Ciptoning)
12. Kresnayana (Jaman Kediri 1104 M di dalam seni pedalangan menjadi cerita Kresnakembang)
13. Bomakawya (Matinya Prabu Boma oleh Kresna)
14. Baratayuda (Karya Mpu Sedah dan Panuluh pada jaman kediri, Prabu Jayabaya)
15. Gathutkacasraya (Perkawinan Abimanyu dan Siti Sendari)
16. Arjunawijaya (gubahan dari Utarakandha) cerita perangnya Prabu Dasamuka dengan Danaraja
17. Korawasrama (cerita Wirataparwa)
18. Dewaruci (Karya pujangga jawa Empu Ciwamurti)
19. Sudamala )tergolong cerita ruwatan)
20. Manikmaya (Yasan jaman Kartasura, setelah orang jawa menganut agam Islam)
21. Kanda (serat kandha) yasan jaman Kartasura, disini mulai membaur cerita Hindu, Jawi dan Islam.
22. Bhartayuda yasadipuran jaman Surakarta
23. Arjunasasra (Lokapala) Yasadipuran II petikan dari kitab Ajuna Wijaya
24. Arjunasasrabahu (karagan Kyai Sindusastra jaman PB VII, dalam kitab tersebut terdapat ceritera Sugriwa Subali dengan mengambil babon serat Kandha)
25. Kitab Paramayoga (karya R. Ng. Rangawarsito isinya menceritakan Nabi Adam dan keturunannya sampai jaman Tanah Jawa dihuni oleh manusia)
26. Pustakarajapurwa (karangan Ki Ng. Rangawarsito memuat cerita wayang).
Demikianlah beberapa sumber yang menjadi babon pakem cerita dalam seni pedalangan wayang purwa. Lakon-lakon carangan yang berkembang akhir- akhir ini yang dihimpun oleh proyek dokumentasi STSI Surakarta merupakan karya-karya yang menambah kekayaan perbendaharaan cerita wayang.
sumber : /wayang.wordpress.com
0 komentar:
Posting Komentar